Perairan Somalia masih menjadi “Jalur maut” bagi kapal niaga. Bukan rahasia lagi, jika kapal niaga berhasil “disatroni” perompak maka nyawa taruhannya, karena di tangan perompak tak lepas dari kokangan senjata api dalam aksinya. Salah satu peristiwa “momok” dan ancaman maut di perairan Somalia, baru-baru ini pernah dialami oleh Capt. Nur Wakhiddiyanto 30.
Kepada Reporter KAP3B, Ia mengisahkan pengalaman “Spot jantung”nya itu saat menakhodai kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas 2.
Berikut kisahnya: Kapal berangkat dari Tanjung Sekong, Merak pada Tanggal 7 Januari 2021. Awalnya kapal tidak dibekali dengan Pengawal yang biasanya menggunakan Arm Guard atau Tentara Pengawal untuk melewati perairan Somalia. Tanggal 8 Januari 2021, Nakhoda Kapal Capt. Nur Wakhiddiyanto- 30 mengajukan permintaan Arm Guard dan disetujui untuk menaikkan Arm Guard di floating armoury MV Grey Palm yang posisinya berada di Arabian Sea. Jumlah crew kapal itu 27 orang termasuk Nakhoda.
Tanggal 18 Januari 2021, VLGC Pertamina Gas 2 menjemput Arm Guard di MV Grey Palm dan pagi harinya pukul 09.00 dilakukan security drill bersama Arm Guard yang berasal dari Srilanka itu. Mengingat hendak memasuki high risk area perairan Somalia. Dalam hal ini, Crew kapal Pertamina Gas 2 diharuskan oleh Arm Guard untuk memakai rompi anti peluru.
Dan benar ancaman maut di Somalia itu bukan isapan jempol. “Tanggal 19 Januari 2021 Kami disergap dua speed boat perampok Somalia, dan Arm Guard beraksi dengan melepaskan tembakan senjata yang dibawa dan boat perompak itu langsung pergi menjauh,” kata Capt. Nur Wakhiddiyanto -30.
Tanggal 22 Januari 2021, kapal sampai di Jeddah untuk bunker LSFO. Tanggal 25 Januari 2021 kapal sampai di pelabuhan muat yaitu Yanbu, Madinah. Tanggal 26 Januari kapal Pertamina 2 bertolak dari Yanbu Port menuju pelabuhan bongkar di Tanjung Uban Indonesia.
Saat perjalanan kembali ke Indonesia itu, Kapal Pertamina Gas 2 dihadapkan pada cuaca buruk sewaktu melewati Red Sea dengan kecepatan angin 45 knots dan ombak 6 meter.
“Kami kembali melewati Bab el Mandeb, sebuah high risk area untuk kembali ke Indonesia. Tanggal 30 Januari jam 04.30 Kami kembali disergap oleh Perampok. Sekali lagi Arm Guard sigap beraksi dengan memberikan signal lampu, dan perampok akhirnya pergi” katanya, dengan nafas lega.
Selanjutnya Kapal sampai di Srilanka 05 untuk menurunkan Arm Guard. Kapal Pertamina Gas 2 itu kembali berlayar menuju Tanjung Uban dan tiba pada tanggal 10 Februari 2021 jam 12.30 dengan selamat.
Dengan mengucapkan Syukur, Capt. Nur Wakhiddiyanto- 30 mengakhiri kisahya singkatnya bahwa Kapal DWT 54.683 Tons yang dibawanya itu telah selesai mengemban tugas lifting cargo di Yanbu. ***(News/Hbb)